13 Oktober 2012

Christine Ha, MasterChef yang Buta

Akhir pekan kemarin Christine Ha, 33 tahun, makan malam di luar rumah bersama suaminya di Texas. Mereka makan di sebuah restoran ternama. Habis makan staf restoran itu meminta pendapatnya mengenai makanan yang tadi disajikan.
 
Christine Ha terperangah. Itu berarti kini ia sudah terkenal berkat program reality show yang ditayangkan jaringan televisi Fox, MasterChef. Ha makin terkenal karena pekan ini ia lolos ke babak final program tersebut dan akan berhadapan dengan Josh Marks pada 10 September mendatang untuk menentukan siapa di antara keduanya yang akan jadi juara MasterChef musim ketiga di Amerika Serikat.
Yang membuat Ha berbeda adalah, dialah satu-satunya peserta MasterChef yang buta. Ketika pertama kali ikut audisi, juri Gordon Ramsay, Graham Elliot, dan Joe Bastianich ternganga melihat seorang perempuan masuk menggunakan tongkat penuntunnya didampingi seorang lelaki sebaya yang tak lain suami Ha, John Su. Sudah jelas, perempuan itu tidak bisa melihat. "Selamat datang, ini pertama kali kami memiliki kontestan yang merupakan tunanetra," kata Ramsay.

Ha (keturunan Vietnam-Amerika) kemudian memasak ikan lele ala Vietnam. Tanpa bantuan, ia memasak dengan cekatan. Bahkan tampak seperti orang normal. Kebutaannya baru kelihatan ketika mencari bahan makanan atau wadah dengan cara menyusuri meja. Ketika ketiga juri itu mencicipi hasilnya, mereka sangat terkesan dan menyatakan Ha lolos untuk ikut kompetisi itu bersaing dengan 17 kontestan lainnya.
Tiga bulan kemudian setelah audisi itu, Ha lolos ke final mengalahkan 16 pesaingnya yang tangguh. Pekan depan ia masuk dalam tahap penentuan, bisakah ia menjadi MasterChef Amerika musim ketiga?

Ha pada awalnya tidaklah buta. Saat usianya 19 tahun ia didiagnosa mengidap penyakit Neuromyelitis Optica yang pelan-pelan membuatnya buta. Ternyata penyakit itu cepat merengut penglihatannya. Satu tahun kemudian, tahun 1999, satu matanya sudah buta. Keluarganya berusaha mengobatinya agar satu matanya lagi tetap bisa melihat. Namun tahun 2003 penglihatan satu matanya lagi mulai meredup dan benar-benar buta pada tahun 2007.
Meski sekarang ia dikenal jago masak, ia sebenarnya calon peraih gelar Master of Fine Art (M.F.A) dari University of Houston bidang Creative Writing Program. Dua gelar Master yang hampir diraihnya itu menunjukkan minat dan bakatnya yang luar biasa. "Makanan dan kata-kata adalah pintu gerbang kreatif saya, sesuatu di mana saya berhubungan dengan orang lain," katanya.
Satu bukti, meski dihadang hambatan luar biasa (seperti kehilangan penglihatan) jika tetap tegar dan mau berjuang keras dengan kelebihan yang dimiliki, maka kita pun bisa sukses/berprestasi cemerlang!

(Di kutip dari Andire Wongso , Luar Biasa very inspiring me ) 

Berani Bermimpi Berani action

Awal kesuksesan, tentu dimulai dari mimpi. "Mimpi" adalah rencana atau target yang sangat diinginkan. Hampir tidak ada sukses yang dibangun tanpa melalui mimpi terlebih dahulu. Seseorang memiliki rumah bagus, diawali dengan membayangkan rumah idamannya. Ia kemudian memperjuangkan perwujudannya dengan usaha setahap demi setahap, hingga akhirnya rumah itu benar-benar bisa dimiliki.

Mimpi memiliki kekuatan tersendiri. Banyak orang memimpikan sesuatu yang dianggap tak masuk akal hingga mendapat cibiran dari kiri-kanan dan bahkan pengusiran karena dianggap menyimpang dari kewajaran. Namun mereka teguh dan tetap berjuang keras sampai bisa mewujudkannya menjadi kenyataan.
Penciptaan kendaraan, misalnya. Mulai dari mobil hingga pesawat terbang, awalnya adalah mimpi yang mendapat cibiran. Internet yang kini menjadi bagian dari kegiatan sehari-hari manusia di dunia, dimulai juga dari keinginan kecil yang tampaknya tidak masuk akal. Dan siapa sangka, semua itu kini menjadi kebutuhan yang sulit dihindari.
Kita pun bisa melambungkan mimpi kita setinggi-tingginya dan seindah-indahnya. Namun, ada satu "hukum"nya: mimpi hanya akan menjadi mimpi jika tak ada upaya untuk mewujudkannya. Karena itu setelah memimpikan sesuatu, jangan lupa memperjuangkannya untuk menjadikannya nyata ( Di  kutip dari Andrie Wongso )

Setelah membaca artikel di atas, Penulis jadi sadar selama ini hanya berani bermimpi. Betapa banyak mimpi-mimpi yang pernah ada namun semua mimpi itu berlalu tanpa ada yang bisa di wujudkan. 
Keadaan yang stabil, dan merasa sudah cukup puas dengansalary dan kondisi keuangan yang ada. Dan di saat ada orang-orang yang dulunya di belakang kita , kini malah berbalik menjadi di atas kita barulah kita tersedak.......WOW....mereka sudah HEBAT Sekarang, padahal dulu masih miskin/ masih terbelakang ....

Makanya Jangan pernah berhenti bermimpi. Jangan pernah cepat merasa puas.
Mari kita bangun mimpi2 kita karena dari situlah terwujud masa depan yang membuat kita excited untuk meraihnya.